Ketua DPP PFK KBIHU Nilai Haji 2025 Musim Haji Paling Istimewa

Haji47 Dilihat

Jakarta – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (DPP PFK KBIHU), KH Manarul Hidayat mengatakan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M sebagai salah satu musim haji paling istimewa. Bukan karena kemewahan fasilitas, tapi karena besarnya ujian kesabaran yang dihadapi jamaah.

“Ini adalah ujian kesabaran. Di sinilah pentingnya peran KBIHU. Apapun yang dihadapi di Tanah Suci, kami doktrinkan kepada jamaah bahwa semuanya harus dihadapi dengan sabar,” kata KH Manarul Hidayat dalam Rapat Kerja Nasional Evaluasi Haji yang digelar di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Salah satu tantangan mencolok, menurutnya, adalah kondisi penempatan jamaah yang terpisah antara anggota keluarga seperti suami-istri, anak dan orang tua, bahkan satu kelompok bisa tersebar di beberapa hotel berbeda.

Kiai Manarul menegaskan bahwa kesabaran harus dibawa sejak dari Tanah Air.

“Kalau bawa sabar 10, baru sampai asrama haji bisa sudah hilang semua. Mulai dari antre WC sampai ngambek karena AC,” ucapnya.

Dalam konteks pembinaan, PFK KBIHU mengingatkan agar segala hal buruk yang terjadi selama di Tanah Suci tidak menjadi bahan keluhan saat kembali ke Tanah Air.

“Kita sudah doktrinkan kepada jamaah, apapun yang tidak baik di Tanah Suci tidak boleh diutarakan kembali di Indonesia,” tegasnya.

Lebih jauh, Kiai Manarul juga menyoroti pentingnya pembenahan internal dalam tubuh KBIHU. Meski menyebut hampir 2.000 KBIHU di seluruh Indonesia sudah solid, dia menekankan pentingnya penguatan koordinasi dan komunikasi.

“Kita bukan penyelenggara haji. Tugas kita hanya pembinaan, bimbingan, dan pendampingan. Tapi kami adalah anak kandung resmi dari Kementerian Agama sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2019,” jelas Kiai Manarul.

Ia juga mengingatkan bahwa fasilitas mewah seperti hotel dan katering tidak serta merta menjamin kesempurnaan ibadah jika tata cara ibadah tidak dilaksanakan dengan benar.

“Di sinilah kehadiran KBIHU menjadi sangat vital. Kami adalah organisasi yang menentukan sah tidaknya ibadah jamaah,” katanya.

Dalam Rakernas tersebut, Kiai Manarul juga mengusulkan perubahan rasio pembimbing terhadap jamaah. Saat ini satu pembimbing mendampingi 135 jamaah yang tersebar dalam tiga bus, namun ia menilai jumlah tersebut terlalu berat.

“Kami sudah mengusulkan agar satu pembimbing mendampingi maksimal 90 orang, atau dua rombongan. Ini agar tugas pembinaan dan bimbingan bisa dilakukan lebih optimal,” tegasnya.

Sementara itu, Sekjen DPP PFK KBIHU, Cepi Supriatna, menambahkan bahwa Rakernas bukan hanya ajang konsolidasi internal, tapi juga sarana menyampaikan masukan kepada pemerintah agar penyelenggaraan haji ke depan lebih inklusif dan berorientasi pada kemabruran.

“Survei kepuasan jemaah seringkali lebih menyoroti fasilitas. Padahal, esensi haji adalah ibadah. Di sinilah kehadiran KBIHU menjadi krusial, mengisi relung yang seringkali luput dari perhatian,” ujar Cepi.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Sahabat Haji

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *