Bulan Muharram menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan, dzikir, dan istighfar. Sebagian ulama bahkan menyusun pedoman-pedoman amal dalam bentuk nadham (syair) guna memudahkan umat dalam mengingatnya.
Salah satu contohnya adalah nadhom karya Syekh Abdul Hamid dalam kitab Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur seperti dilansir dari NU Online. Nadhom ini memuat sejumlah amalan pada bulan Muharram. Berikut kutipan nadham yang ia susun:
فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ
بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ
صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ
رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا
وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ
Artinya: “Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah, sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit, dan memakai celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali”
Tak hanya itu, menurut para ulama, hari Muharram juga menjadi waktu dikabulkannya tobat umat terdahulu. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan istighfar.
Salah satu dzikir yang dianjurkan dibaca pada hari Asyura adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Ajhuri:
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلِ نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Artinya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung dan penolong.”
Barang siapa membacanya sebanyak 70 kali pada hari Asyura, niscaya Allah akan menjaganya dari keburukan sepanjang tahun tersebut.
Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang telah diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT, beliau tetap senantiasa memohon ampun kepada Allah tak kurang dari 70 kali setiap hari, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari.
Demikian penjelasan terkait keutaaan dan amalan di bulan Muharram. Wallahua’lam.